TUGAS III
FUNGSI TUMBUHAN TERKAIT TEMPAT
( PAGAR HIDUP )
Dosen Pengampu :
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.S
Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
Izzatul Muhimmah
(10620111)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pagar
yang berfungsi sebagai pembatas rumah atau pelindung bisa juga berfungsi
sebagai penambah nilai estetika rumah.Selain memperindah tampilan fasad rumah,
pagar tanaman juga bisa berfungsi sebagai peredam kebisingan dan debu.Selain
itu, fungsinya juga sebagai ekologis. Air hujan yang mengenai dedaunan akan
dihambat oleh tajuk daun sebelum jatuh ke permukaan tanah. Ini memberi
kesempatan pada tanah untuk meresapkan air lebih banyak. Dalam jangka panjang,
proses peresapan tersebut akan menjadi cadangan air bagi lingkungan rumah.
Tentunya, tidak semua tanaman bias dijadikan pagar hidup. Hanya tanaman-tanaman
tertentu yang memenuhi kriteria sebagai pagar hidup (Johani, 2002).
Pada tugas kali ini akan
dilakukan pengamatan tanaman berdasarkan tempat, tempat yang diamati adalah pagar
rumah. Dalam pengamatan ini diharapkan mampu menjelaskan keadaan dari tempat
beberapa jenis tanaman hidup misalnya keadaan tanah.Dengan demikian mahasiswa
mengetahui jenis dan keadaan tanaman yang berada pada suatu tempat tertentu.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam laporan pengamatan kali ini
adalah :
1. Bagaimana
keadaan habitat beberapa jenis tumbuhan pagar
?
2. Bagaimana
habitus beberapa tanaman tersebut?
3. Apakah manfaat
dari beberapa tanaman tersebut?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam laporan pengamatan ini adalah:
1. Mengetahui
keadaan habitat beberapa jenis tanaman pagar.
2. Mengetahui
habitus beberapa tanaman pagar.
3. Mengetahui
manfaat beberapa jenis tanaman pagar tersebut.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1
Waktu dan Tempat
Pengamatan tanaman pagar ini
dilaksanakan di beberapa tempat yang berbeda pengamatan yang pertama
dilaksanakan pada hari Minggu, 11 Maret 2012 yang bertempat di kompleks
perumahan jalan Sumbersari Gg III Malang. Pengamatan yang kedua dilaksanakan
hari Rabu,14 Maret 2012 di daerah Merjosari, Malang. Dan pengamatan ketiga
dilaksanakan hari Kamis, 15 Maret 2012 didaerah Pasuruan.
2.1
Alat dan Bahan
A. Alat
Alat yang digunakan dalam
pengamatan ini adalah:
1. Kertas 1 lembar
2. Pensil 1 buah
3. Penghapus 1 buah
4. Penggaris 1 buah
5. Kamera 1
buah
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam
pengamatan ini adalah:
1. Beluntas (Pluchea indica)
2. Bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
3. Bunga Soka( Ixora
javanica )
4. Bunga Bugenvil (Bougainvillea
spectabilis)
5. Lidah Mertua (Sansevieria
trifasciata
Prain)
6. Bunga Melati (Jasminum
sambac L.)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 BELUNTAS (Pluchea indica)
(
Cakmus, 2012)
B. Sistematika Takson :
KingdomPlantae(Tumbuhan)
Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (Tumbuhan berkeping dua)
Ordo: Asterales
Famili:
Asteracea
Genus: Pluchea
Spesies: Pluchea indica.
C. Deskripsi:
C.1 Habitat
Tanaman beluntas(Pluchea indica.) yang diamati, tumbuh sebagai
tanaman pagar hidup yang berada di suatu pekarangan rumahdi jalan Sumbersari Gg
III Malang.
Pekarangan ini memilki tanah yang tandus dekat
sekali
dengan selokan ± 30
cm.Tanaman ini
tumbuh dengan mendapat pencahayaan
matahari yang cukup.
C.2
Habitus
Tanaman
beluntas (Pluchea
indica.)merupakan tanaman semak atau setengah semak yang tumbuh tegak sekitar
0.5 – 2 m.
C.3
Morfologi Tanaman
Beluntas (Pluchea indica.) mempunyaidaun bertangkai pendek,
letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung bundar lancip, bergerigi
warna hijau terang.Bunga keluar di ujung cabang dan ketiak daun, bentuk bonggol
bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, warna
coklat dengan sudut putih,lokos ( Arisandi, 2008: 42).
Menurut
Steenis (2006), Beluntas (Pluchea indica.) merupakan perdu tegak, sering bercabang banyak, tingginya 0,5 -
2 m. Ranting halus dan berambut keriting rapat. Tangkai daun 1-10 mm,helaian
dau oval (ellips) hingga bulat telur terbalik, dengan ujung runcing,
bergerigi-gerigi lemah atau kasar, berambut cukup rapat, sangat aromatis,
lemas,hijau muda, 2,5-9 kali 1-5,5 cm. Bongkol kecil, berkumpul dalam malai
rata majemuk terminal, berkelamin macam macam,duduk atau bertangkai pendek,
cylindris sempat. 2-6 bunga terdalam jantan, lainnya betina.Mahkota dari bunga
tepi bentuk tabung sangat sempit, bergigi 3-4 pendek.Tangkai putik dengan 2
cabang ungu, menjulang jauh.Mahkota dri bunga cakram bentuk corong, bergigi
5.Tabung kepala sari ungu. Buah keras kecil, bersegi, coklat , rambut sikat
pada buah langsing 1 lingkaran. Di daerah cerah matahari atau agak teduh, di
tanah yang mengandung garam atau tidak, lebih suka agak di belakang
pantai..Oleh cahaya matahari yang kuat daunnya mengambil kedudukan tegak
(kedudukan profil).
C.4
Manfaat
Tanaman
beluntas memiliki banyak manfaat,diantaranya adalah sebagai tanaman pagar,
dapat diolah untuk makanan atau dikonsumsi, dan sebagai tanaman berkhasiat
obat.Daun beluntas mengandung alkaloid, tannin, natrium, minyak
atsiri, kalsium,
flafonoida, magnesium, dan fosfor Sedangkan akarnya mengandung flafonoida dan
tannin. Daun beluntas berbau khas aromatis dan rasanya getir dan menyegarkan, berkhasiat
untuk meningkatkan nafsu makan, membantu melancarkan pencernaan, meluruhkan
keringat, menghilangkan bau badan dan bau mulut, meredakan demam, nyeri tulang,
sakit pinggang, dan keputihan; sedangkan akar beluntas berkhasiat sebagai
peluruh keringat dan penyejuk].
Daun beluntas juga dapat dikonsumsi sebagai lalaban atau dikukus. Kadar minyak
atsiri daun beluntas 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus, sedangkan pada kadar 20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherechia
coli.
1.2 BUNGA
SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis)
(Cakmus.2010)
B. Sistematika Takson
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Divisio Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (Tumbuhan berbiji dua/dikotil)
Ordo Malvales
Famili Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus Hibiscus
Species Hibiscus
rosa sinensis L.
C. Deskripsi:
C.1 Habitat
Tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) yang diamati,
tumbuh sebagai tanaman pagar hidup yang berada di suatu pekarangan rumahdi jalan
Sumbersari Gg III Malang.
C.2 Habitus
Tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)merupakan tanaman Perdu tahunan yang tegak,dan memiliki tinggi ±2-5 m.
C.3 Morfologi Tanaman
Tinggi tanaman bunga sepatu ini antara
2 hingga 5 meter. Bunganya besar,berbentuk terompet, berwarna kuning atau merah
yang tidak berbau. Ketika mekar,bunganya menghadap ke atas atau ke samping.
Putik bunga menjulur keluar dari dasar bunga.Bentuk daun bulat telur bergerigi
– gerigi pada bagian tepinya, meruncing pada ujung daunnya dan berwarna hijau.
Menurut Komandoko (2008) bunga sepatu
(Hibiscus rosa sinensis L.) adalah
tanaman perdu yang termasuk anggota kelas Magnoliopsida, family Malvaceae, dan
genus Hibiscus. Tanaman bunga sepatu berasal dari Asia timur dan bisa ditanam
sebagai tanaman hias maupun tanaman pagar di daerah tropis dan subtropis.
Tanaman ini dapat dikembangbiakkan dengan cara setek, cangkok, maupun
penempelan. Bunga sepatu bersifat steril, sehingga tidak menghasilkan buah.
Batang:
Bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih
kotor.Daun: Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang
10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.Bunga: Tunggal, bentuk terompet, di
ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota
terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari
banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.Buah:
Kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Biji:
Pipih, putih.Akar: Tunggang, coklat muda.
Bunga
terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan
(epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga.Mahkota bunga
terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida.Tangkai putik berbentuk
silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk
sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima.
Pada
umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter.Daun berbentuk bulat telur yang
lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing.Di daerah
tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah
subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.
C.4 Manfaat
Tanaman bunga sepatu memiliki banyak
manfaat, diantaranya adalah sebagai tanaman pagar, tanaman hias. Anti radang, peluruh air seni dan
pembersih darah.Obat wasir, Obat bisul. Bunga dan kulit batang bunga sepatu
mawar mengandung saponin, kardenolin danflavonoid, di samping itu kulit
batangnya juga mengandung tanin.
1.3 BUNGA SOKA
( Ixora javanica )
B.
Sistematika Takson
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Ixora
Spesies: Ixora javanica
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Ixora
Spesies: Ixora javanica
C.
Deskripsi
Di
Indonesia tanaman soka (Ixora sp.) merupakan tanaman hias yang cukup populer
dikalangan penghobi tanaman hias.Selain unik, bentuk dan jenisnya pun
beragam.Ada yang asli berasal dari dalam negeri yaitu soka Jawa (Ixora
javanica), ada pula yang berasal dari luar negeri seperti India dan China,
dengan tinggi kurang dari 5 meter. Batangnya sedikit berbulu halus dan
jarang.Melati putih merupakan tumbuhan dengan daun majemuk menyirip (pinnatus),
artinya daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan dan kiri ibu tangkai
daun tersusun seperti sirip pada ikan. Kedudukan daun batang (filotaksis) berjenis apposite
dengan setiap buku terdapat dua lembar daun yang berhadapan. Daunnya hanya
memiliki tangkai dan helaian saja, berbentuk ovate, pangkal daun
berbentuk setengah lingkaran sedangkan pada ujung daun sedikit meruncing,
seperti daun-daun yang biasa digambarkan. Pinggir daun tidak rata dan sedikit
bergelombang. Permukaan daun agak berkerut seperti daun jambu biji dengan
pertulangan daun menyirip mengikuti bangun daun yang oval. Jadi terkesan
pertulangan daunnya agak melengkung.
dan sekarang telah hadir tanaman soka baru yang
disebut soka hibrida.Selain jenisnya beragam, tanaman hias ini mempunyai
berbagai keuntungan, artinya tidak hanya untuk tanaman indoor saja seperti
mengisi sudut-sudut rumah, namun juga bisa untuk tanaman outdoor terutama untuk
pembatas pagar.Dengan perawatan yang teratur, tanaman ini bisa bertahan sampai
beberapa tahun.Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tropis.Bahkan disinyalir
ada yang menyebutkan berasal dari negara Indonesia.Namun sejauh ini belum
teruji kebenarannya, yang pasti dengan ditemukannya jenis bunga soka kuno yaitu
Ixora javanica di pulau Jawa telah cukup menjadikannya alasan mengapa tanaman
tersebut berasal dari negara kita. Dugaan kuat mengenai asal usul tanaman ini
lebih cenderung kepada negara India dan China, dimana di dua negeratersebut memiliki beragam jenis
tanamansoka(Http:luqmanmania.blogspot.com,2011).
Batang : tegak, berkayu bulat, percabangan simpodial, putih kotor. Daun : tunggal, lonjong, pangkal meruncing, tepi rata, ujung runcing, pertulangan daun menyirip. Bunga :majemuk, berwarna merah, berkelamin dua, kelopakerbentuk corong, benang sari 4, kepala sari melekat pada mahkota. Akar : tunggang berwarna coklat. Tanaman soka (Ixora spp) termasuk jenis tanaman perdu tegak, dengan tinggi sekitar 2 - 4 meter.
Batang : tegak, berkayu bulat, percabangan simpodial, putih kotor. Daun : tunggal, lonjong, pangkal meruncing, tepi rata, ujung runcing, pertulangan daun menyirip. Bunga :majemuk, berwarna merah, berkelamin dua, kelopakerbentuk corong, benang sari 4, kepala sari melekat pada mahkota. Akar : tunggang berwarna coklat. Tanaman soka (Ixora spp) termasuk jenis tanaman perdu tegak, dengan tinggi sekitar 2 - 4 meter.
Tata letak daun soka adalah termasuk daun tidak
lengkap karena hanya memiliki tangkai, helaian daun dan tidak memiliki pelepah
daun.Jumlah daun pada tiap buku sebanyak dua dan tata letak daunnya berhadapan
serta tidak memiliki rumus daun khusus. Daun umumnya berwarna hijau kekuning –
kuningan atau sering disebut ( variegate ) ( Rukmana, 1997).
Perdu yang tegak, 2-4
m tingginya.Daun penumpu bulat telur segitiga, meruncingbentuk paku.Daun
berhadapan, bertangkai pendek, bentuk memanjang bulat telur terbalik, dengan
pangkal dan ujung tumpul, tepi rata atau sedilkitberinggit, hijau tua,
gundul.Bunga harum, tersusun dalam malai rata yang bertangkai, duduk atau
bertangkai pendek, pada ujung tangkai dengan 2 anak daun pelindung kecil.
Kelopak bentuk lonceng, 1,5 cm tingginya, gundul ; gigi bentuk segitiga.
Mahkota bentuk terompet, putih ; tabung langsing, taju runcing, membentang
lebar atau membalik kembali. Benang sari 4, tertancap pada leher ; tangkai sari
pendek. Kepala putik tidak atau sedikit bertaju.Buah batu bulat memanjang
lebar, dimahkotai oleh gigi kelopak kecil, kemudian hitam buram. Dalam semak
belukar dan pagar, hutan terbuka dan tepi sungai ( Stenis, 2006 : 390 ).
Dengan penampilan
bunganya yang memancar seperti kembang api dan hidup di hutan-hutan liar,
tidaklah mengherankan bila orang-orang Eropa menjulukinya dengan flame of the
wood atau api dari hutan. Mungkin karena penampilannya yang menarik tersebut
mengundang orang untuk membawanya ke rumah dan mmeliharanya sebagai tanaman
hias.. Ada beberapa jenis soka yang dapat dimanfaatkan sebagai
tanaman pagar ( Rukmana, 1997). .
1.2
BUNGA BUGENVIL (Bougainvillea spectabilis)
(Meythree.multiply.com )
A.
Sistematika Takson( Cakmus,2012):
Kingdom
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas Hamamelidae
Ordo Caryophyllales
FamiliNyctaginaceae
GenusBougainvillea
Spesies Bougainvillea spectabilis. .
Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas Hamamelidae
Ordo Caryophyllales
FamiliNyctaginaceae
GenusBougainvillea
Spesies Bougainvillea spectabilis. .
B.
Deskripsi
Tanaman
ini ditemukan di seluruh daerah tropic pada ketinggian 1-1.400 m dpl, menyukai tanah gembur yang mengandung
pasir, dan terkena cahaya Matahari langsung sepanjang hari.merupakantanaman
hias populer. Bentuknya adalah
pohon kecil yang sukar tumbuh tegak.Keindahannya berasal dari seludang
bunganya yang berwarna cerah dan
menarik perhatian karena tumbuh dengan rimbunnya.Seludang bunga ini kerap dianggap sebagai bagian bunga, walaupun bunganya yang benar adalah bunga
kecil yang terlindung oleh seludang (Sunset, 1995:606–607 )
Bougainvillea disebut tanaman bunga kertas
karena bentuk seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri – ciri seperti
kertas.Perawatannya pun mudah, tidak memerlukan waktu yang lama karena spesies
tumbuhan ini sangat sesuai ditanam di kawasan beriklim tropis dan khatulistiwa
seperti negara kita dan bisa tumbuh hingga 10 meter tingginya.Batang tanaman
bunga ini agak keras, mempunyai duri yang tajam dan bercabang-cabang.Perdu
memanjat, batang berkayu, memiliki duri yang berbentuk kait.Tinggi bisa
mencapai 5-15 m, berwarna hijau saat masih muda dan hitam setelah tua, dengan
ranting, daun, dan karangan bunga kerap berambut halus berwarna jingga. Daun
tunggal, duduk berhadapan, bertangkai, bentuk bulat telur sampai elips, ujung
meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 4-10 cm, dan lebar 2-6 cm. Bunga
majemuk bentuk malai, keluar dari ketiak daun atau di ujung ranting, dan setiap
1 tangkai bunga bisa terdapat 1-7 kelompok bunga. Bunganya kecil-kecil seperti
terompet, tumbuh berkelompok tiga, masing-masing bunga memiliki 1 daun
pelindung yang lebar dengan macam-macam warna, tergantung jenisnya.Ada merah,
ungu, jingga, putih, atau kuning sehingga ketiga bunga tersebut membentuk satu
kesatuan seperti sekuntum bunga. Buah kecil dan di Jawa tanaman ini jarang
berbuah (Sunset, 1995:606–607 ).
Liana yang kokoh dengan duri ketiak yang
menjauhi batang membengkok, dipelihara sebagai perdu.Ranting, daun dan karangan
bunga, kerapkali berambut oranye.Daun tersebar sampai berhadapan, bertangkai,
bulat telur, elliptis atau memanjamg, meruncing, kerapkali tepi rata. Bunga
tersusun dalam anak paying yang bertangkai, diketiak, berjumlah 1-7 anak
paying, masing-masing anak paying terdiri dari tiga bunga; anak paying
terkumpul menjadi malai ujung yang berdaun. Daun pelindung duduk, bulat telur,
bertulang daun, tidak rontok, merah batu, ungu atau karmin. Tenda bunga bentuk
tabung, berambut; tabung berusuk 5, bersegi 5, hijau, bagian bawah agak
melembung dan bagian ini tetap menyelubungi buah, bagian atas rontok; tepi
melebar, terbentang, kuning dengan 10 taju, dimanaa 5 melekuk kedalam. Benang
sari kebanyakan berjumlah 8 ( Steenis, 2006 ).
Struktur batang merupakan pohan berkayu keras
penampangnya bulat bercabang dan beranting banyak.Sehingga bila tanaman ini
dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 15 m. Pada bagian batang
cabang terdapat duri-duri (spina) yang bentuknya kait sebagai alat
pemanjat.Daun-daun tumbuh rimbun serta tunggal bentuknya jantung, hati yang
dasarnya agak bulat dengan warna hijau tua namun, ada pula yang belang-belang
antara hijau dan putih bercampur kekuning- kuningan (Gembong, 1997).
Walaupun tanaman ini berukuran kecil dan
berbentuk corong, namun memiliki banyak manfaat.Contohnya saja untuk dandanan
rambut, campuran bunga untuk mandian pewangi, dan sebagai kegunaan di upacara
pemakaman bagi kaum Cina dan India.Tarikan mempesona bunga ini menjadi perbincangan
penduduk di negara kita karena terkesan dengan bentuknya dan warnanya yang
menarik hati. Warna bunga ini terdiri dari berbagai macam warna, seperti
jingga, merah menyala, merah jambu, merah pucat, kuning, ungu, putih, dan
berbagai campuran warna (Rukmana,1995).
3.5 LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata Prain)
B. Sistematika Takson
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas Liliidae
Ordo Liliales
Famili Agavaceae
GenusSansevieria
SpesiesSansevieria trifasciata Prain.
C.Deskripsi :
C.1 Habitus
C.1 Habitus
Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah
mertua karena bentuknya yang tajam.Sanseviera tak hanya sebagai tanaman
hias, tapi juga Dibanding tumbuhan lainSansevieria dibagi menjadi dua
jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan
jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar
3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang, dan karena
ini ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan.Lidah mertua adalah marga tanaman hias
atau tanaman pagar yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam
rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya
matahari.Berasal dari Benua Afrika tropis, namun sekarang khususnya di
Indonesia banyak ditemukan di dataran tanah 1 –1000 Meter diatas permukaan Laut.
C. C.2 Morfologi
Lidah mertuamempunyai akar
rimpang yang menjalar.
Tanaman Lidah Mertua berdaun tunggal, dengan bentuknya yang kaku dan keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.permukaannya licin, tumbuh dan berkumpul sebagai roset akar maksudnya yaitu 2-6 helai daun tumbuh berkumpul dipangkal akar. Bentuk daunnya panjang menyempit dengan ujungnya yang runcing, pangkalnya menyempit dan berbentuk talang, warnanya hijau dengan panjang antara 30 – 120 cm, sedangkan lebarnya sekitar 2,5 – 8 cm. Pada kedua permukaan daun terdapat garis-garis bergelombang berwarna hijau tua yang letaknya melintang, dengan tepi daun berwarna hijau tua. Serat daunnya dapat digunakan untuk membuat tali.Bunga Lidah Mertua berbentuk bunga majemuk, menempel dalam tandan yang panjangnya sekitar 30-80 cm, warnanya hijau muda, baunya harum, dan baru mekar menjelang malam. Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuhmemiliki buah buni, sedangkan untuk perbanyakkan tanaman dapat dilakukan dengan memisahkan anak tanaman yang tumbuh didekat induk atau dengan stek daun.
Tanaman Lidah Mertua berdaun tunggal, dengan bentuknya yang kaku dan keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.permukaannya licin, tumbuh dan berkumpul sebagai roset akar maksudnya yaitu 2-6 helai daun tumbuh berkumpul dipangkal akar. Bentuk daunnya panjang menyempit dengan ujungnya yang runcing, pangkalnya menyempit dan berbentuk talang, warnanya hijau dengan panjang antara 30 – 120 cm, sedangkan lebarnya sekitar 2,5 – 8 cm. Pada kedua permukaan daun terdapat garis-garis bergelombang berwarna hijau tua yang letaknya melintang, dengan tepi daun berwarna hijau tua. Serat daunnya dapat digunakan untuk membuat tali.Bunga Lidah Mertua berbentuk bunga majemuk, menempel dalam tandan yang panjangnya sekitar 30-80 cm, warnanya hijau muda, baunya harum, dan baru mekar menjelang malam. Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuhmemiliki buah buni, sedangkan untuk perbanyakkan tanaman dapat dilakukan dengan memisahkan anak tanaman yang tumbuh didekat induk atau dengan stek daun.
D. Manfaat
Khasiat
Lidah Mertua sebagai tanaman obat : Bagian yang berkhasiat adalah bagian
daunnya. Sifatnya sejuk, rasanya masam, berkhasiat sebagai antibiotik, Tanaman
yang banyak mengandung kandungan kimia Abamagenin ini banyak digunakan untuk
pengobatan influenza, batuk, dan radang saluran pernapasan.Sedangkan sebagai
obat luar banyak digunakan untuk pengobatan penyakit keseleo, luka terpukul,
gigitan ular berbisa, borok, bisul, atau sebanyak penyubur rambut.Dan juga
memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir,
hingga kanker
ganas.Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera
digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan. , Sanseviera
memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde,
dan trichloroethylene.
Lidah
mertua biasa dimanfaatkan sebagai pagar rumah juga.Negara Jepang telah
memanfaatkan serat tanamannya sebagai bahan pembuat kain dan kreasi anyamanTanaman
ini menghasilkan wewangian saat sore hari terlebih ketika berbunga.Lidah mertua
digunakan sebagai bahan parfum di beberapa negara maju.
1.3
Bunga Melati (Jasminum sambac L,)
(Cakmus.2010)
B. Sistematika Takson ( Cakmus, 2012):
Kingdom Plantae (Tumbuhan) Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas Liliidae Ordo Lamiales
Famili Oleaceae
Genus Jasminum Spesies Jasminum sambac L. |
C.Deskripsi :
C.1 Habitus
Melati putih atau Jasminum sambac (sinonimNyctanthes
sambac) adalah spesies melati yang
berasal dari Asia
selatan (di India, Myanmar dan Sri Lanka.
Penyebaranya dimulai dari Hindustan ke Indocina, lalu Kepulauan Melayu. Bunga ini menjadi satu dari tiga bunga nasional
Indonesia (sebagai "Puspa
Bangsa"). Bunga ini juga menjadi bunga nasional Filipina.Melati
putih tumbuh di pekarangan dan dapat digunakan sebagai tanaman pagar.
Ketinggiannya dapat mencapai 2 meter.Melati termasuk tanaman
setahun yang berbentuk perdu tegak atau merambat. Melati dapat tumbuh sampai
ketinggian 2,5 meter (Arisandi, 2008).
C.2
Morfologi
Melati putih atau Jasminum sambacsistem
perakaran serabut yang menyebar di dalam tanah. Bunga tumbuh di atas tunas,
berbentuk tunggal atau berkelompok, dengan warna dan bentuk yang beraneka
ragam.Setiap tangkai bunga terdiri atas 3 - 15 kuntum bunga bergantung jenis
melatinya.Menurut jenis batangnya, tumbuhan ini dapat
digolongkan sebagai semak,
batangnya berkayu
Bunga melati selalu berwarna putih. Meskipun mempunyai
ukuran yang bias dikatakan kecil tapi mengeluarkan aroma terapi yang dapat
dimanfaatkan dalam kesehatan, terutama dalam refleksi dan menghilangkan stress,
Bunga Jasminum sambae punya andrecium (alat kelamin jantan) ditandai dengan
adanya stamen yang terdiri dari kepala
sari, tangkai
sari, kotak
sari, dan serbuk sari dan juga mempunyai alat kelamin betina yang terdiri dari kepala
putik, tangkai
putik dan bakal
buah. Namun alat kelamin ini
tidak produktif sehingga tidak menghasilkan buah. Posisi stamen berada dalam
rongga tangkai bunga, tidak terlalu terlihat dan untuk mengamatinya harus
membelah bunganya terlebih dahulu. Posisi kepala putik lebih pendek
dibandingkan kepala sarinya. Bunga ini dapat mekar selama 2 hari kemudian
mahkotanya berubah warna menjadi ungu kebiru-biruan, bunga majemuk memilki ibu
tangkai bunga yang keluar dari ketiak daun. Susunan bunganya menyirip dan berhadapan.
Bagian-bagian bunganya terdiri dari tangkai anak bunga yang di ujungnya
terdapat daun pelindung berbentuk benang berjumlah 7 helai, disambung dengan
tangkai bunga. Saat mekar bunga yang memilki 7 mahkota berlapis-lapis ini akan
berbentuk datar sehingga pada bunga jenis ini tidak ditemukan kelopak bunga.
A. Manfaat :
Tanaman
ini digunakan sebagai bunga tabur,
tanaman hias pekarangan dan pot, bunga taman, industri parfum, dan pengobatan
tradisional.Bunga mengeluarkan aroma wangi, sehingga sering dijadikan bahan
pewangi rambut, parfum atau minyak, yang diperoleh dengan cara penyulingan.
Perbanyakan tanaman melati dapat dilakukan dengan cara stek, rundukan, atau
cangkokan. Dengan ketiga cara ini, bibit akan tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman baru yang sifatnya sama dengan induknya. Tanaman melati mengandung
zat-zat bensil, indol, dan livalilasetat. Oleh sebab itu tanaman melati dapat
digunakan untuk beragam pengobatan,seperti melegakan sesak napas. .
BAB IV
PENUTUP
Setelah melakukan pengamatan dan didukung literatur
dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Habitat
tanaman beluntas, kembang sepatu, bunga soka, bunga bugenvil, lidah mertua dan bunga
melati adalah di tanah yang agak tandus atau keringakan tetapi dekat dengan
sumber air berupa selokan.
2. Tanaman-tanaman
tersebut dapat digunakan sebagai obat, bahan makanan, kecantikan serta sebagai
tanaman pagar dan hias.
1.2
Saran
Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui
secara rinci tanaman yang dibahas dan sebaiknya penjelasan dibuat lebih efektif
dan efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Arisandi.Yohana. 2002. Khasiat Tanaman
Obat. Jakarta: Pustaka Buku Murah
Cakmus.2012. Dunia Tumbuhan .
(http:// www.plantamor.com)
Johani,
Erman. 2008. Tanaman Pakarangan. Bandung : Karya Kita
Kartasapoetra,
G.1996. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat :Jakarta: PT. Rineka Cipta
Komandoko.
2008. Aha! Aku Tahu Flora dan Fauna.
Jakarta:
Rumana, Rahmat. 1995. Kembang
Bugenvil. Yogyakarta: Kenesus
Rumana,
Rahmat. 1995. Kembang Soka. Yogyakarta: Kenesus
Steenis, Dkk.
2006.Flora untuk Sekolah di Indonesia.Jakarta : Pradnya Paramitha
Sunset, Western.Plant Identification Terminology.
1995. London: Garden Book
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM University Press.
Http://tulisannugroho.wordpress.com
Http://www.plantamor.com
Http://luqmanmania.blogspot.com,2011
Meythree.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar