Jumat, 29 Juni 2012

fungsi tumbuhan terkait tempat (tanaman pagar)



TUGAS III
FUNGSI TUMBUHAN TERKAIT TEMPAT
( PAGAR HIDUP )
Dosen Pengampu :
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.S
 

Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
Izzatul Muhimmah    (10620111)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2012

 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pagar yang berfungsi sebagai pembatas rumah atau pelindung bisa juga berfungsi sebagai penambah nilai estetika rumah.Selain memperindah tampilan fasad rumah, pagar tanaman juga bisa berfungsi sebagai peredam kebisingan dan debu.Selain itu, fungsinya juga sebagai ekologis. Air hujan yang mengenai dedaunan akan dihambat oleh tajuk daun sebelum jatuh ke permukaan tanah. Ini memberi kesempatan pada tanah untuk meresapkan air lebih banyak. Dalam jangka panjang, proses peresapan tersebut akan menjadi cadangan air bagi lingkungan rumah. Tentunya, tidak semua tanaman bias dijadikan pagar hidup. Hanya tanaman-tanaman tertentu yang memenuhi kriteria sebagai pagar hidup (Johani, 2002).
Pada tugas kali ini akan dilakukan pengamatan tanaman berdasarkan tempat, tempat yang diamati adalah pagar rumah. Dalam pengamatan ini diharapkan mampu menjelaskan keadaan dari tempat beberapa jenis tanaman hidup misalnya keadaan tanah.Dengan demikian mahasiswa mengetahui jenis dan keadaan tanaman yang berada pada suatu tempat tertentu.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan pengamatan kali ini adalah :
1.   Bagaimana keadaan habitat  beberapa jenis tumbuhan pagar ?
2.   Bagaimana habitus beberapa tanaman tersebut?
3.   Apakah manfaat dari beberapa tanaman tersebut?
1.3  Tujuan
Tujuan dalam laporan pengamatan ini adalah:
1.   Mengetahui keadaan habitat beberapa jenis tanaman pagar.
2.   Mengetahui habitus beberapa tanaman pagar.
3.   Mengetahui manfaat beberapa jenis tanaman pagar tersebut.

BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan tanaman pagar ini dilaksanakan di beberapa tempat yang berbeda pengamatan yang pertama dilaksanakan pada hari Minggu, 11 Maret 2012 yang bertempat di kompleks perumahan jalan Sumbersari Gg III Malang. Pengamatan yang kedua dilaksanakan hari Rabu,14 Maret 2012 di daerah Merjosari, Malang. Dan pengamatan ketiga dilaksanakan hari Kamis, 15 Maret 2012 didaerah Pasuruan.
2.1 Alat dan Bahan
A. Alat
Alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah:
1.    Kertas                          1 lembar
2.    Pensil                           1 buah
3.    Penghapus                  1 buah
4.    Penggaris                    1 buah
5.    Kamera                       1 buah

B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah:
1.    Beluntas  (Pluchea indica)
2.    Bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
3.    Bunga Soka( Ixora javanica  )
4.    Bunga Bugenvil (Bougainvillea spectabilis)
5.    Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain)
6.    Bunga Melati (Jasminum sambac L.)

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 BELUNTAS (Pluchea indica)
A.   Gambar










                                                            ( Cakmus, 2012)


B.   Sistematika Takson :

KingdomPlantae(Tumbuhan)
      Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
             Kelas Magnoliopsida (Tumbuhan berkeping dua)
                 Ordo: Asterales  
Famili: Asteracea
 Genus: Pluchea 
   Spesies: Pluchea indica.


C.   Deskripsi:
C.1 Habitat
Tanaman beluntas(Pluchea indica.) yang diamati, tumbuh sebagai tanaman pagar hidup yang berada di suatu pekarangan rumahdi jalan Sumbersari Gg III Malang. Pekarangan ini memilki tanah yang tandus dekat sekali dengan selokan ± 30 cm.Tanaman ini tumbuh dengan mendapat pencahayaan  matahari yang cukup.

C.2 Habitus
Tanaman beluntas (Pluchea indica.)merupakan tanaman semak atau setengah semak yang tumbuh tegak sekitar 0.5 – 2 m.

C.3 Morfologi Tanaman
Beluntas (Pluchea indica.) mempunyaidaun bertangkai pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung bundar lancip, bergerigi warna hijau terang.Bunga keluar di ujung cabang dan ketiak daun, bentuk bonggol bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, warna coklat dengan sudut putih,lokos ( Arisandi, 2008: 42).
Menurut Steenis (2006), Beluntas (Pluchea indica.) merupakan perdu tegak, sering bercabang banyak, tingginya 0,5 - 2 m. Ranting halus dan berambut keriting rapat. Tangkai daun 1-10 mm,helaian dau oval (ellips) hingga bulat telur terbalik, dengan ujung runcing, bergerigi-gerigi lemah atau kasar, berambut cukup rapat, sangat aromatis, lemas,hijau muda, 2,5-9 kali 1-5,5 cm. Bongkol kecil, berkumpul dalam malai rata majemuk terminal, berkelamin macam macam,duduk atau bertangkai pendek, cylindris sempat. 2-6 bunga terdalam jantan, lainnya betina.Mahkota dari bunga tepi bentuk tabung sangat sempit, bergigi 3-4 pendek.Tangkai putik dengan 2 cabang ungu, menjulang jauh.Mahkota dri bunga cakram bentuk corong, bergigi 5.Tabung kepala sari ungu. Buah keras kecil, bersegi, coklat , rambut sikat pada buah langsing 1 lingkaran. Di daerah cerah matahari atau agak teduh, di tanah yang mengandung garam atau tidak, lebih suka agak di belakang pantai..Oleh cahaya matahari yang kuat daunnya mengambil kedudukan tegak (kedudukan profil).

 
C.4 Manfaat
Tanaman beluntas memiliki banyak manfaat,diantaranya adalah sebagai tanaman pagar, dapat diolah untuk makanan atau dikonsumsi, dan sebagai tanaman berkhasiat obat.Daun beluntas mengandung alkaloid, tannin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flafonoida, magnesium, dan fosfor Sedangkan akarnya mengandung flafonoida dan tannin. Daun beluntas berbau khas aromatis dan rasanya getir dan menyegarkan, berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, membantu melancarkan pencernaan, meluruhkan keringat, menghilangkan bau badan dan bau mulut, meredakan demam, nyeri tulang, sakit pinggang, dan keputihan; sedangkan akar beluntas berkhasiat sebagai peluruh keringat dan penyejuk]. Daun beluntas juga dapat dikonsumsi sebagai lalaban atau dikukus. Kadar minyak atsiri daun beluntas 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada kadar 20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherechia coli.

1.2  BUNGA SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis)
A.   Gambar:



 








 
(Cakmus.2010)

B.   Sistematika Takson
Kingdom  Plantae (Tumbuhan)
                  Divisio  Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                       Kelas  Magnoliopsida (Tumbuhan berbiji dua/dikotil)
                             Ordo  Malvales
                                    Famili  Malvaceae (suku kapas-kapasan)
                                          Genus  Hibiscus
                                                   Species  Hibiscus rosa sinensis L.
C.   Deskripsi:
C.1  Habitat
Tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) yang diamati, tumbuh sebagai tanaman pagar hidup yang berada di suatu pekarangan rumahdi jalan Sumbersari Gg III Malang.
C.2  Habitus
Tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)merupakan tanaman Perdu tahunan yang tegak,dan memiliki tinggi ±2-5 m.

C.3  Morfologi Tanaman
Tinggi tanaman bunga sepatu ini antara 2 hingga 5 meter. Bunganya besar,berbentuk terompet, berwarna kuning atau merah yang tidak berbau. Ketika mekar,bunganya menghadap ke atas atau ke samping. Putik bunga menjulur keluar dari dasar bunga.Bentuk daun bulat telur bergerigi – gerigi pada bagian tepinya, meruncing pada ujung daunnya dan berwarna hijau.
Menurut Komandoko (2008) bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) adalah tanaman perdu yang termasuk anggota kelas Magnoliopsida, family Malvaceae, dan genus Hibiscus. Tanaman bunga sepatu berasal dari Asia timur dan bisa ditanam sebagai tanaman hias maupun tanaman pagar di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini dapat dikembangbiakkan dengan cara setek, cangkok, maupun penempelan. Bunga sepatu bersifat steril, sehingga tidak menghasilkan buah.
Batang: Bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor.Daun: Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.Bunga: Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.Buah: Kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Biji: Pipih, putih.Akar: Tunggang, coklat muda.
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga.Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida.Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima.

Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter.Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing.Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.
C.4  Manfaat
Tanaman bunga sepatu memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai tanaman pagar, tanaman hias. Anti radang, peluruh air seni dan pembersih darah.Obat wasir, Obat bisul. Bunga dan kulit batang bunga sepatu mawar mengandung saponin, kardenolin danflavonoid, di samping itu kulit batangnya juga mengandung tanin.

1.3  BUNGA SOKA  ( Ixora javanica  )
A.   Gambar


                                          (  http://tulisannugroho.wordpress.com)

B.   Sistematika Takson
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Asteridae
                         Ordo: Rubiales
                             Famili:
Rubiaceae (suku kopi-kopian)
                                 Genus:
Ixora
                                     Spesies: Ixora
javanica

C.   Deskripsi
Di Indonesia tanaman soka (Ixora sp.) merupakan tanaman hias yang cukup populer dikalangan penghobi tanaman hias.Selain unik, bentuk dan jenisnya pun beragam.Ada yang asli berasal dari dalam negeri yaitu soka Jawa (Ixora javanica), ada pula yang berasal dari luar negeri seperti India dan China,
                dengan tinggi kurang dari 5 meter. Batangnya sedikit berbulu halus dan jarang.Melati putih merupakan tumbuhan dengan daun majemuk menyirip (pinnatus), artinya daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan dan kiri ibu tangkai daun tersusun seperti sirip pada ikan. Kedudukan daun batang (filotaksis) berjenis apposite dengan setiap buku terdapat dua lembar daun yang berhadapan. Daunnya hanya memiliki tangkai dan helaian saja, berbentuk ovate, pangkal daun berbentuk setengah lingkaran sedangkan pada ujung daun sedikit meruncing, seperti daun-daun yang biasa digambarkan. Pinggir daun tidak rata dan sedikit bergelombang. Permukaan daun agak berkerut seperti daun jambu biji dengan pertulangan daun menyirip mengikuti bangun daun yang oval. Jadi terkesan pertulangan daunnya agak melengkung.
dan sekarang telah hadir tanaman soka baru yang disebut soka hibrida.Selain jenisnya beragam, tanaman hias ini mempunyai berbagai keuntungan, artinya tidak hanya untuk tanaman indoor saja seperti mengisi sudut-sudut rumah, namun juga bisa untuk tanaman outdoor terutama untuk pembatas pagar.Dengan perawatan yang teratur, tanaman ini bisa bertahan sampai beberapa tahun.Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tropis.Bahkan disinyalir ada yang menyebutkan berasal dari negara Indonesia.Namun sejauh ini belum teruji kebenarannya, yang pasti dengan ditemukannya jenis bunga soka kuno yaitu Ixora javanica di pulau Jawa telah cukup menjadikannya alasan mengapa tanaman tersebut berasal dari negara kita. Dugaan kuat mengenai asal usul tanaman ini lebih cenderung kepada negara India dan China, dimana di dua negeratersebut memiliki beragam jenis tanamansoka(Http:luqmanmania.blogspot.com,2011).                                                                                                                                                              
            Batang : tegak, berkayu bulat, percabangan simpodial, putih kotor. Daun : tunggal, lonjong, pangkal meruncing, tepi rata, ujung runcing, pertulangan daun menyirip. Bunga :majemuk, berwarna merah, berkelamin dua, kelopakerbentuk corong, benang sari 4, kepala sari melekat pada mahkota. Akar : tunggang berwarna coklat. Tanaman soka (Ixora spp) termasuk jenis tanaman perdu tegak, dengan tinggi sekitar 2 - 4 meter.
Tata letak daun soka adalah termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai, helaian daun dan tidak memiliki pelepah daun.Jumlah daun pada tiap buku sebanyak dua dan tata letak daunnya berhadapan serta tidak memiliki rumus daun khusus. Daun umumnya berwarna hijau kekuning – kuningan atau sering disebut ( variegate ) ( Rukmana, 1997).
Perdu yang tegak, 2-4 m tingginya.Daun penumpu bulat telur segitiga, meruncingbentuk paku.Daun berhadapan, bertangkai pendek, bentuk memanjang bulat telur terbalik, dengan pangkal dan ujung tumpul, tepi rata atau sedilkitberinggit, hijau tua, gundul.Bunga harum, tersusun dalam malai rata yang bertangkai, duduk atau bertangkai pendek, pada ujung tangkai dengan 2 anak daun pelindung kecil. Kelopak bentuk lonceng, 1,5 cm tingginya, gundul ; gigi bentuk segitiga. Mahkota bentuk terompet, putih ; tabung langsing, taju runcing, membentang lebar atau membalik kembali. Benang sari 4, tertancap pada leher ; tangkai sari pendek. Kepala putik tidak atau sedikit bertaju.Buah batu bulat memanjang lebar, dimahkotai oleh gigi kelopak kecil, kemudian hitam buram. Dalam semak belukar dan pagar, hutan terbuka dan tepi sungai ( Stenis, 2006 : 390 ).
Dengan penampilan bunganya yang memancar seperti kembang api dan hidup di hutan-hutan liar, tidaklah mengherankan bila orang-orang Eropa menjulukinya dengan flame of the wood atau api dari hutan. Mungkin karena penampilannya yang menarik tersebut mengundang orang untuk membawanya ke rumah dan mmeliharanya sebagai tanaman hias.. Ada beberapa jenis soka yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pagar ( Rukmana, 1997).                                  .
1.2  BUNGA BUGENVIL (Bougainvillea spectabilis)
A.   Gambar


                                                (Meythree.multiply.com )
A.   Sistematika Takson( Cakmus,2012):
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi  Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi  Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas  Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas  Hamamelidae
                         Ordo  Caryophyllales
                             Famili
Nyctaginaceae
                                 Genus
Bougainvillea
                                     Spesies Bougainvillea spectabilis.   .
B.   Deskripsi
Tanaman ini ditemukan di seluruh daerah tropic pada ketinggian 1-1.400 m dpl,      menyukai tanah gembur yang mengandung pasir, dan terkena cahaya Matahari langsung sepanjang hari.merupakantanaman hias populer. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak.Keindahannya berasal dari seludang bunganya yang berwarna cerah dan menarik perhatian karena tumbuh dengan rimbunnya.Seludang bunga ini kerap dianggap sebagai bagian bunga, walaupun bunganya yang benar adalah bunga kecil yang terlindung oleh seludang (Sunset, 1995:606–607 )
Bougainvillea disebut tanaman bunga kertas karena bentuk seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri – ciri seperti kertas.Perawatannya pun mudah, tidak memerlukan waktu yang lama karena spesies tumbuhan ini sangat sesuai ditanam di kawasan beriklim tropis dan khatulistiwa seperti negara kita dan bisa tumbuh hingga 10 meter tingginya.Batang tanaman bunga ini agak keras, mempunyai duri yang tajam dan bercabang-cabang.Perdu memanjat, batang berkayu, memiliki duri yang berbentuk kait.Tinggi bisa mencapai 5-15 m, berwarna hijau saat masih muda dan hitam setelah tua, dengan ranting, daun, dan karangan bunga kerap berambut halus berwarna jingga. Daun tunggal, duduk berhadapan, bertangkai, bentuk bulat telur sampai elips, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 4-10 cm, dan lebar 2-6 cm. Bunga majemuk bentuk malai, keluar dari ketiak daun atau di ujung ranting, dan setiap 1 tangkai bunga bisa terdapat 1-7 kelompok bunga. Bunganya kecil-kecil seperti terompet, tumbuh berkelompok tiga, masing-masing bunga memiliki 1 daun pelindung yang lebar dengan macam-macam warna, tergantung jenisnya.Ada merah, ungu, jingga, putih, atau kuning sehingga ketiga bunga tersebut membentuk satu kesatuan seperti sekuntum bunga. Buah kecil dan di Jawa tanaman ini jarang berbuah (Sunset, 1995:606–607 ).
Liana yang kokoh dengan duri ketiak yang menjauhi batang membengkok, dipelihara sebagai perdu.Ranting, daun dan karangan bunga, kerapkali berambut oranye.Daun tersebar sampai berhadapan, bertangkai, bulat telur, elliptis atau memanjamg, meruncing, kerapkali tepi rata. Bunga tersusun dalam anak paying yang bertangkai, diketiak, berjumlah 1-7 anak paying, masing-masing anak paying terdiri dari tiga bunga; anak paying terkumpul menjadi malai ujung yang berdaun. Daun pelindung duduk, bulat telur, bertulang daun, tidak rontok, merah batu, ungu atau karmin. Tenda bunga bentuk tabung, berambut; tabung berusuk 5, bersegi 5, hijau, bagian bawah agak melembung dan bagian ini tetap menyelubungi buah, bagian atas rontok; tepi melebar, terbentang, kuning dengan 10 taju, dimanaa 5 melekuk kedalam. Benang sari kebanyakan berjumlah 8 ( Steenis, 2006 ).
Struktur batang merupakan pohan berkayu keras penampangnya bulat bercabang dan beranting banyak.Sehingga bila tanaman ini dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 15 m. Pada bagian batang cabang terdapat duri-duri (spina) yang bentuknya kait sebagai alat pemanjat.Daun-daun tumbuh rimbun serta tunggal bentuknya jantung, hati yang dasarnya agak bulat dengan warna hijau tua namun, ada pula yang belang-belang antara hijau dan putih bercampur kekuning- kuningan (Gembong, 1997).
Walaupun tanaman ini berukuran kecil dan berbentuk corong, namun memiliki banyak manfaat.Contohnya saja untuk dandanan rambut, campuran bunga untuk mandian pewangi, dan sebagai kegunaan di upacara pemakaman bagi kaum Cina dan India.Tarikan mempesona bunga ini menjadi perbincangan penduduk di negara kita karena terkesan dengan bentuknya dan warnanya yang menarik hati. Warna bunga ini terdiri dari berbagai macam warna, seperti jingga, merah menyala, merah jambu, merah pucat, kuning, ungu, putih, dan berbagai campuran warna (Rukmana,1995).

3.5 LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata Prain)

A. Gambar



                                                                                           (cakmus.2009)

B.  Sistematika Takson
Kingdom   Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi  Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi  Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas  Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas  Liliidae
                         Ordo  Liliales
                             Famili Agavaceae
                                 GenusSansevieria
                                     SpesiesSansevieria trifasciata Prain.
C.Deskripsi :
C.1 Habitus
            Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam.Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga Dibanding tumbuhan lainSansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan.Lidah mertua adalah marga tanaman hias  atau tanaman pagar yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari.Berasal dari Benua Afrika tropis, namun sekarang khususnya di Indonesia banyak ditemukan di dataran tanah 1 –1000 Meter diatas permukaan Laut.
C.       C.2 Morfologi
Lidah mertuamempunyai akar rimpang yang menjalar.
Tanaman Lidah Mertua berdaun tunggal, dengan bentuknya yang kaku dan keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.permukaannya licin, tumbuh dan berkumpul sebagai roset akar maksudnya yaitu 2-6 helai daun tumbuh berkumpul dipangkal akar. Bentuk daunnya panjang menyempit dengan ujungnya yang runcing, pangkalnya menyempit dan berbentuk talang, warnanya hijau dengan panjang antara 30 – 120 cm, sedangkan lebarnya sekitar 2,5 – 8 cm. Pada kedua permukaan daun terdapat garis-garis bergelombang berwarna hijau tua yang letaknya melintang, dengan tepi daun berwarna hijau tua. Serat daunnya dapat digunakan untuk membuat tali.Bunga Lidah Mertua berbentuk bunga majemuk, menempel dalam tandan yang panjangnya sekitar 30-80 cm, warnanya hijau muda, baunya harum, dan baru mekar menjelang malam. Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuhmemiliki  buah buni, sedangkan untuk perbanyakkan tanaman dapat dilakukan dengan memisahkan anak tanaman yang tumbuh didekat induk atau dengan stek daun.
D. Manfaat
Khasiat Lidah Mertua sebagai tanaman obat : Bagian yang berkhasiat adalah bagian daunnya. Sifatnya sejuk, rasanya masam, berkhasiat sebagai antibiotik, Tanaman yang banyak mengandung kandungan kimia Abamagenin ini banyak digunakan untuk pengobatan influenza, batuk, dan radang saluran pernapasan.Sedangkan sebagai obat luar banyak digunakan untuk pengobatan penyakit keseleo, luka terpukul, gigitan ular berbisa, borok, bisul, atau sebanyak penyubur rambut.Dan juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas.Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan. , Sanseviera memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene.
Lidah mertua biasa dimanfaatkan sebagai pagar rumah juga.Negara Jepang telah memanfaatkan serat tanamannya sebagai bahan pembuat kain dan kreasi anyamanTanaman ini menghasilkan wewangian saat sore hari terlebih ketika berbunga.Lidah mertua digunakan sebagai bahan parfum di beberapa negara maju.

1.3  Bunga Melati (Jasminum sambac L,)
A.   Gambar



 







    
                (Cakmus.2010)
B.  Sistematika Takson ( Cakmus, 2012):
Kingdom   Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi  Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi  Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas  Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas  Liliidae
                         Ordo      Lamiales 
                              Famili  Oleaceae
                                 Genus  Jasminum
                                     Spesies  Jasminum sambac L.


C.Deskripsi :
C.1 Habitus
Melati putih atau Jasminum sambac (sinonimNyctanthes sambac) adalah spesies melati yang berasal dari Asia selatan (di India, Myanmar dan Sri Lanka. Penyebaranya dimulai dari Hindustan ke Indocina, lalu Kepulauan Melayu. Bunga ini menjadi satu dari tiga bunga nasional Indonesia (sebagai "Puspa Bangsa"). Bunga ini juga menjadi bunga nasional Filipina.Melati putih tumbuh di pekarangan dan dapat digunakan sebagai tanaman pagar. Ketinggiannya dapat mencapai 2 meter.Melati termasuk tanaman setahun yang berbentuk perdu tegak atau merambat. Melati dapat tumbuh sampai ketinggian 2,5 meter (Arisandi, 2008).
C.2 Morfologi
            Melati putih atau Jasminum sambacsistem perakaran serabut yang menyebar di dalam tanah. Bunga tumbuh di atas tunas, berbentuk tunggal atau berkelompok, dengan warna dan bentuk yang beraneka ragam.Setiap tangkai bunga terdiri atas 3 - 15 kuntum bunga bergantung jenis melatinya.Menurut jenis batangnya, tumbuhan ini dapat digolongkan sebagai semak, batangnya berkayu
Bunga melati selalu berwarna putih. Meskipun mempunyai ukuran yang bias dikatakan kecil tapi mengeluarkan aroma terapi yang dapat dimanfaatkan dalam kesehatan, terutama dalam refleksi dan menghilangkan stress, Bunga Jasminum sambae punya andrecium (alat kelamin jantan) ditandai dengan adanya stamen yang terdiri dari kepala sari, tangkai sari, kotak sari, dan serbuk sari dan juga mempunyai alat kelamin betina yang terdiri dari kepala putik, tangkai putik dan bakal buah. Namun alat kelamin ini tidak produktif sehingga tidak menghasilkan buah. Posisi stamen berada dalam rongga tangkai bunga, tidak terlalu terlihat dan untuk mengamatinya harus membelah bunganya terlebih dahulu. Posisi kepala putik lebih pendek dibandingkan kepala sarinya. Bunga ini dapat mekar selama 2 hari kemudian mahkotanya berubah warna menjadi ungu kebiru-biruan, bunga majemuk memilki ibu tangkai bunga yang keluar dari ketiak daun. Susunan bunganya menyirip dan berhadapan. Bagian-bagian bunganya terdiri dari tangkai anak bunga yang di ujungnya terdapat daun pelindung berbentuk benang berjumlah 7 helai, disambung dengan tangkai bunga. Saat mekar bunga yang memilki 7 mahkota berlapis-lapis ini akan berbentuk datar sehingga pada bunga jenis ini tidak ditemukan kelopak bunga.

A.   Manfaat :
Tanaman ini digunakan  sebagai bunga tabur, tanaman hias pekarangan dan pot, bunga taman, industri parfum, dan pengobatan tradisional.Bunga mengeluarkan aroma wangi, sehingga sering dijadikan bahan pewangi rambut, parfum atau minyak, yang diperoleh dengan cara penyulingan. Perbanyakan tanaman melati dapat dilakukan dengan cara stek, rundukan, atau cangkokan. Dengan ketiga cara ini, bibit akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang sifatnya sama dengan induknya. Tanaman melati mengandung zat-zat bensil, indol, dan livalilasetat. Oleh sebab itu tanaman melati dapat digunakan untuk beragam pengobatan,seperti melegakan sesak napas. .


BAB IV
PENUTUP


1.1          Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan didukung literatur dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1.      Habitat tanaman beluntas, kembang sepatu, bunga soka, bunga bugenvil, lidah mertua dan bunga melati adalah di tanah yang agak tandus atau keringakan tetapi dekat dengan sumber air berupa selokan.
2.      Tanaman-tanaman tersebut dapat digunakan sebagai obat, bahan makanan, kecantikan serta sebagai tanaman pagar dan hias.
1.2          Saran
Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui secara rinci tanaman yang dibahas dan sebaiknya penjelasan dibuat lebih efektif dan efisien.


DAFTAR PUSTAKA
Arisandi.Yohana. 2002. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Buku Murah
Cakmus.2012. Dunia Tumbuhan . (http:// www.plantamor.com)
Johani, Erman. 2008. Tanaman Pakarangan. Bandung : Karya Kita
Kartasapoetra, G.1996. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat :Jakarta: PT. Rineka Cipta
Komandoko. 2008. Aha! Aku Tahu Flora dan Fauna. Jakarta:
Rumana, Rahmat. 1995. Kembang Bugenvil. Yogyakarta: Kenesus
Rumana, Rahmat. 1995. Kembang Soka. Yogyakarta: Kenesus
Steenis, Dkk. 2006.Flora untuk Sekolah di Indonesia.Jakarta : Pradnya Paramitha
Sunset, Western.Plant Identification Terminology. 1995. London:  Garden Book
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM University Press.
Http://tulisannugroho.wordpress.com
Http://www.plantamor.com
Http://luqmanmania.blogspot.com,2011
Meythree.multiply.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar